Minggu, 07 November 2021

STRUKTUR BENTUK DAN FUNGSI PADA TUMBUHAN

Tumbuhan memiliki peran penting untuk kelangsungan kehidupan manusia. Tanpa tumbuhan, manusia dan hewan tidak akan memiliki udara segar untuk bernapas. Melalui proses fotosintesis, tumbuhan akan melepaskan oksigen kembali ke atmosfer. Di samping itu, tumbuhan tersusun dari sel-sel yang membentuk jaringan. Nantinya, beberapa jaringan tersebut akan membentuk suatu fungsi organ. Struktur tumbuhan terdiri dari beberapa bagian yang berbeda. Tiga bagian utama tumbuhan meliputi akar, daun, dan batang. Di mana setiap bagian memiliki serangkaian tugas dan fungsinya untuk menjaga kesehatan tanaman.

Sekelompok sel serupa akan bekerja sama dalam sebuah jaringan . Di mana setiap jaringan memiliki tugasnya masing-masing. Misalnya, jaringan kulit menutupi daun, bunga, akar dan batang tanaman.

Struktur tumbuhan terdiri dari akar, daun, batang, dan alat kelamin jantan dan betina pada bunga. Berikut penjelasan mengenai struktur tumbuhan dan fungsinya:

Akar

Akar adalah bagian tumbuhan yang biasnya ada di dalam tanah. Akar menjadi bagian pokok di samping batang dan daun bagian tumbuhan. Namun, tidak semua tumbuh ke dalam, ada beberapa tumbuhan yang memiliki akar di luar tanah.

Akar merupakan struktur tumbuhan yang memiliki bentuk tidak berbuku-buku, namun juga tidak beruas. Umumnya, akar berwarna keputih-putihan, kekuning-kuningan, dan kecokelatan. Akar akan terus mengalami pemanjangan pada ujung akar yang memungkinkan akar bisa menjangkau ke daerah-daerah yang mengandung resapan air.

Struktur tumbuhan satu ini memiliki banyak fungsi, seperti penyerapan air dan hara, penopang tumbuh tegaknya tanaman, dan penyimpan cadangan makanan. Tak hanya itu, akar juga berperan penting dalam proses fotosintesis dan sebagai gerakan tanaman.

Batang

Salah satu struktur tumbuhan yang menjadi organ dasar tumbuhan adalah batang. Keberadaan batang untuk mendukung bagian-bagian lain dari tumbuhan seperti daun, bunga, dan buah. Batang memiliki struktur yang kompleks daripada akar tumbuhan karena memiliki ruas dan antar ruas.

Umumnya, pertumbuhan batang tidak terbatas. Pada tumbuhan monokotil batang memiliki ruas-ruas yang jelas, sedangkan pada tumbuhan dikotil ruas yang dimiliki batang tidak terlihat dengan jelas. Batang sendiri memiliki beragam fungsi seperti penopang tumbuhan, jalur transportasi air, dan menjadi pembantu proses pernapasan tumbuhan.

Daun

Daun memiliki berbagai macam bentuk berdasarkan tulang daunnya, seperti menyirip, menjari, melengkung, sejajar, dan masih banyak lagi. Daun sempurna tersusun dari tiga bagian yaitu tangkai, pelepah, dan helai daun. Sama seperti organ tubuh pada umumnya, daun terdiri dari beberapa struktur pembentuknya, yaitu epidermis, jaringan mesofil, berkas pembuluh angkut, dan stomata.

Daun sendiri memiliki beragam fungsi seperti terjadinya fotosintesis, sebagai organ pernapasan, tempat transpirasi, dan alat reproduksi vegetatif.

Bunga

Bunga adalah struktur tumbuhan yang berperan penting bagi tumbuhan, khususnya pada tumbuhan Angiospermae. Pasalnya, bunga adalah alat reproduksi dan berperan dalam keturunan pewarisan sifat. Bunga sendiri memiliki beragam fungsi, seperti menghasilkan biji, alat perkembangbiakan generatif, dan wadah atau tempat menyatunya gamet jantan dan gamet betina.

Buah dan Biji

Struktur tumbuhan selanjutnya, yaitu buah dan biji. Buah merupakan organ pada tumbuhan berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah dihasilkan dari penyerbukan putik oleh benang sari dan di dalamnya terdapat biji, yang merupakan bagian penting bagi tumbuhan.

Seperti yang sudah diketahui, buah memiliki beragam fungsi seperti pelindung biji, alat perkembangbiakan, dan sebagai cadangan makanan. Sementara itu, biji juga memiliki fungsi untuk penyerbukan bunga dan perkembangbiakan.

 

Sabtu, 25 September 2021

PERILAKU ORGANISME

Pengertian perilaku (behavior) yaitu bertindak, bereaksi, atau berfungsi dalam suatu cara tertentu sebagai respons terhadap beberapa stimulus (rangsangan). tanggapan ataupun merespon terhadap berbagai stimulus, baik yang berasal dari lingkungan luar maupun yang dari dalam tubuh sendiri. Perilaku merupakan suatu adaptasi agar tetap bertahan hidup pd lingkungan tertentu.

"Adaptasi tingkah laku ternyata tidak hanya dijumpai pada manusia, tapi juga hewan dan tumbuhan. Pada manusia, adaptasi ini bisa diamati pada bayi di bawah 2 tahun. Sementara itu, pada hewan dan tumbuhan, adaptasi tersebut masing-masing bisa terlihat pada bunglon dan pohon jati".

Setiap makhluk hidup perlu melakukan adaptasi tingkah laku sebagai bagian dari insting mereka untuk bertahan di lingkungan tertentu. Pada manusia, adaptasi tingkah laku ini mungkin tidak Anda sadari. Namun pada tumbuhan maupun hewan, adaptasi tersebut dapat diamati.

Yang dimaksud dengan adaptasi tingkah laku ialah tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup, baik itu manusia, hewan, maupun tumbuhan, agar tidak punah dari dunia ini. Kemampuan makhluk hidup untuk beradaptasi ini biasanya diturunkan dari generasi ke generasi, tapi bisa juga dengan mempelajari trik baru berdasarkan pengalaman.

Adaptasi tingkah laku pada manusia

Suatu penelitian pernah dilakukan di Belanda untuk menggali adaptasi manusia terhadap kebudayaan dan pengaruhnya bagi perilaku. Adaptasi tersebut bisa diamati pada anak-anak, sebagai berikut ini.

1. Usia 6 bulan

Ketika berusia 6 bulan, seorang bayi melakukan interaksi dengan benda maupun orang lain, termasuk bayi lain, secara diadik. Yang dimaksud dengan interaksi diadik adalah bentuk komunikasi dengan situasi tatap muka.

2. Usia sekitar 9-12 bulan

Mulai terlibat dalam interaksi triadik. Misalnya, interaksi yang sekaligus melibatkan anak, orang dewasa, serta entitas lain di luar mereka berdua, yang diperhatikan keduanya, seperti benda tertentu. Pada tahap ini, pandangan bayi mulai bisa mengikuti sesuatu yang ditunjuk orang dewasa. Bayi pun sudah mampu melakukan imitasi atau meniru perilaku orang lain.

3. Usia 1 tahun

Di usia 1 tahun ini, anak mulai dapat menemukan adanya kesamaan perhatian maupun perilaku seseorang terhadap suatu objek, dan dipengaruhi oleh sejumlah kondisi. Perilaku yang baru muncul pada usia ini, menunjukkan bahwa anak sudah memiliki pemahaman lebih terhadap orang lain.

4. Usia 18 bulan

Penelitian dilakukan terhadap anak berusia 18 bulan yang mengamati orang dewasa yang sedang melakukan sesuatu, tapi gagal. Meski tindakan tersebut gagal dilakukan, anak sudah dapat menyimpulkan tindakan yang sebenarnya ingin dilakukan orang dewasa tersebut.

2 Tipe adaptasi tingkah laku pada hewan

Adaptasi perilaku pada makhluk hidup sendiri terbagi menjadi 2 tipe, yaitu yang terjadi secara alamiah serta yang dipelajari.
  • Alamiah (insting):

    Adaptasi yang dilakukan hewan atau tumbuhan secara naluriah, misalnya kemampuan dalam berhibernasi, melakukan migrasi, maupun memintal jaring.
  • Dipelajari:

    Adaptasi perilaku ini harus dipelajari oleh hewan itu sendiri, seperti mencari makanan, menemukan tempat berteduh, dan membuat sarang.

Contoh adaptasi tingkah laku pada hewan

Migrasi burung termasuk contoh adaptasi tingkah laku hewan
Tidak sedikit hewan yang melakukan adaptasi tingkah laku untuk bertahan di tengah kondisi tertentu, misalnya:

1. Burung dan beruang

Ketika musim dingin hampir tiba, beberapa jenis burung melakukan migrasi ke tempat yang lebih hangat agar tetap bisa makan dan bertahan hidup. Kendati demikian, migrasi tidak dilakukan oleh hewan lain seperti beruang yang justru memilih melakukan adaptasi lingkungan dingin dengan tidur di waktu yang sangat lama.

2. Bunglon

Bunglon melakukan adaptasi tingkah laku dengan mengubah warna tubuh menyerupai tempatnya hinggap. Hal ini dilakukan agar ia tidak mudah dideteksi oleh musuh sekaligus mengecoh binatang lain yang akan dijadikan mangsanya.

3. Kalajengking, cumi-cumi, sotong dan gurita

Hewan-hewan tersebut melindungi diri dengan mengeluarkan cairan dari dalam tubuhnya. Kalajengking melindungi diri dengan sengatnya, sedangkan cumi-cumi, sotong, dan gurita menyemburkan cairan seperti tinta ke dalam air.

4. Siput dan trenggiling

Siput memiliki pelindung tubuh yang keras dan kuat yang disebut cangkang. Ketika merasa dalam bahaya, siput akan memasukkan tubuhnya ke dalam cangkang. Sementara itu, trenggiling juga memiliki kulit terluar yang keras dan tebal. Ketika merasa terancam, trenggiling akan menggulung dirinya sendiri agar tidak terancam oleh bahaya yang mengintai di lingkungan.

5. Cicak

Anda pernah melihat ekor cicak putus saat berusaha melarikan diri? Itu adalah contoh adaptasi tingkah laku yang dilakukannya untuk mengelabui musuh. Ekor cicak akan tumbuh kembali di kemudian hari.

6. Landak

Duri landak yang kaku dan tajam digunakan untuk bertahan hidup. Ketika merasa terancam, landak akan mengembangkan durinya sebagai bentuk pertahanan diri.

7. Walang sangit

Walang sangit merupakan serangga yang hinggap di dedaunan untuk mencari makanan. Ketika merasa terancam, ia akan mengeluarkan bau busuk dari tubuhnya dengan harapan mengelabui musuhnya agar tidak dijadikan mangsa.

8. Kecoa, musang, kumbang, ular tak berbisa

Tahukah Anda bahwa hewan-hewan tersebut akan berpura-pura mati jika diserang oleh musuh? Ya, kecoa, musang, kumbang, dan ular berbisa melakukan ini sebagai adaptasi tingkah laku untuk mengelabui musuh.

Adaptasi tingkah laku pada tumbuhan

Duri pada mawar adalah bentuk adaptasi tanaman ini
Bukan hanya hewan, tumbuhan juga melakukan adaptasi tingkah laku. Berikut ini sederet tumbuhan beserta adaptasi masing-masing:

1. Pohon jati

Pohon jati yang banyak dimanfaatkan bagian kayunya ini akan menggugurkan sebagian daun ketika musim kemarau. Adaptasi tingkah laku itu dijalankan untuk mengurangi penguapan karena mereka akan lebih sedikit menerima air di luar musim penghujan.

2. Salak, bunga mawar, dan putri malu

Tanaman salak, bunga mawar, dan putri malu mempunyai duri pada bagian tertentu dari tumbuhan tersebut. Duri ini berguna sebagai pelindung diri dari musuhnya.

3. Pohon pangka, pohon karet, dan bunga kamboja

Jenis-jenis tumbuhan tersebut melakukan adaptasi tingkah laku dengan mengeluarkan getah. Getah ini dapat menempel ke tubuh hewan-hewan yang mengganggunya sehingga mereka tidak jadi memakan bagian dari tumbuhan tersebut.

4. Buah durian

Kulit buah durian memiliki duri yang sangat tajam karena memang berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari musuhnya.
Referensihttps://www.sehatq.com/artikel/adaptasi-tingkah-laku-makhluk-hidup-beserta-contohnya-yang-bisa-diamatiNH PBS. https://nhpbs.org/natureworks/nwep1.htm
University of Rhode Island. https://urilis.libguides.com/c.php?g=757172&p=5429320
Repository Universitas Terbuka. http://repository.ut.ac.id/4361/2/PEBI4526-M1.pdf
E-Prints Walisongo. http://eprints.walisongo.ac.id/4097/4/133911141_bab2.pdf
Jurnal IKIP Jember. https://jurnal.ikipjember.ac.id/index.php/ej/article/view/222
Cordes, C. (2004). The Human Adaptation for Culture and its Behavioral Implications. Journal of Bioeconomics, 6(2), 143–163. doi:10.1023/b:jbio.0000040408.87815.a9DDI Darul Ihsan Makassar. http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sls/article/download/1407/1364





Rabu, 29 Juli 2020

Organisme dan Lingkungannya


INTERAKSI ANTAR MAKHLUK HIDUP dan LINGKUNGANNYA
Lingkungan adalah satu kesatuan hidup antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang ada di atas tanah, di dalam tanah maupun di perairan. Di dalam lingkungannya, setiap makhluk hidup bergantung pada makhluk hidup lain dan bergantung pula pada sumber daya alam yang ada di sekitarnya
Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik lingkungan yang berupa makhluk hidup maupun benda-benda tak hidup membentuk suatu hubungan timbal balik yang rumit dan kompleks. Makhluk hidup dengan lingkungannya yang saling berhubungan di alam, biasa di sebut dengan ekositem, dan di alam terdapat bermacam-macam ekosistem.
Ekosistem adalah suatu sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara mahkluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa juga dikatakan suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan suatu interaksi yang kompleks dan memiliki penyusun yang beragam.
Berbagai makhluk hidup yang menempati daerah tertentu dengan lingkungan yang mengelilinginya dan menopang kebutuhannya seperti cahaya matahari, air, dan tanah akan membentuk suatu ekosistem. Contoh-contoh ekosistem diantaranya adalah halaman sekolah, halaman rumah, kolam, sungai, danau, hutan, padang pasir,laut, dan padang rumput.
Komponen-komponen pembentuk ekosistem terdiri dari komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem disebut ekologi. Ditinjau dari sudut pandang ekologi, komponen biotik dan komponen abiotik sering disebut juga dengan lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Komponen biotik dan komponen abiotik berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri atas ikan, tumbuhan air, plankton yang melayang-layang dalam air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu mineral, dan oksigen yang terlarut dalam air.
Di dalam ekosistem, interaksi antara komponen biotik dengan komponen abiotik akan membentuk keseimbangan alam. Ekosistem akan seimbang apabila komposisi penyusun ekosistem tersebut seimbang akan tetapi bukan berarti jumlahnya sama. Misalnya pada waktu musim hujan, jumlah rumput (produsen) di suatu padang rumput meningkat sehingga dapat mencukupi kebutuhan makan populasi rusa. Ketika musim kemarau, jumlah rumput berkurang sehingga menyebabkan jumlah rusa juga menurun. Apabila perubahan komposisi itu terjadi secara seimbang dari waktu ke waktu, maka ekosistem itu dikatakan seimbang dan dapat bertahan lama.
Keseimbangan ekosistem dapat terganggu, misalnya karena bencana alam, hama, dan penyakit. Gangguan ekosistem juga dapat terjadi karena pengaruh kegiatan manusia, misalnya membuang limbah ke saluran air, penebangan hutan secara liar, dan membuang sampah tidak pada tempatnya.
1.    Komponen biotik
Komponen biotik merupakan semua makhluk hidup yang terdapat dalam lingkungan seperti hewan, tumbuhan, manusia dan organisme lainnya. Setiap makhluk hidup tersebut mempunyai kedudukan dan peran tertentu dalam lingkungan. Kedudukan makhluk hidup dalam lingkungannya disebut nisia. Menurut peranannya, komponen biotik dibedakan menjadi tiga,yaitu:
a.    Produsen
Produsen, merupakan makhluk hidup yang dapat menghasilkan zat makanan yang diperlukan organisme lain. Tugas ini diperankan oleh organisme yang mempunyai klorofil (zat hijau daun) yaitu tumbuhan hijau. Tumbuhan mensintesis/membuat zat makanan menggunakan bahan karbondioksida (CO₂) dan air (H₂O) dengan bantuan cahaya matahari. Proses ini berlangsung di dalam klorofil dan dinamakan proses fotosintesis.
Tumbuhan yang dapat membuat makanan sendiri disebut organisme autotrof. Tumbuhan yang menggunakan sinar matahari untuk membantu proses fotosintesis disebut fotoautotrof, contohnya antara lain pohon pisang, pohon jati, palem, pakis haji, ganggang (alga), lumut, tumbuhan paku, dan berbagai tumbuhan biji lainnya. Sementara itu, bakteri tidak menggunakan sinar matahari untuk proses pembuatan makanannya, melainkan menggunakan cadangan energinya dalam senyawa kimia, prosesinidisebutkemoautotrof.
b.         Konsumen
Konsumen, merupakan makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri (organisme heterotrof). Konsumen bergantung pada organisme lain untuk makanannya. Contoh kelompok konsumen diantaranya hewan, manusia, dan tumbuhan yang tidak berklorofil misalnya tali putri, dan jamur. Berdasarkan jenis makanannya, makhluk hidup dibedakan menjadi herbivora, karnivora, dan omnivora. Herbivora adalah organisme yang hanya makan tumbuhan, misalnya sapi, kambing, zebra, kuda, gajah, rusa, ayam, dan lain sebagainya. Karnivora adalah organisme yang hanya makan hewan, contohnya harimau, singa, anjing, dan lain-lain. Sedangkan omnivora adalah organisme yang makan tumbuhan juga makan hewan, misalnya manusia
c.         Pengurai
Pengurai (decomposer), bertugas membusukkan dan menguraikan hewan dan tumbuhan yang telah mati. Makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai antara lain cacing, bakteri dan jamur. Organisme pengurai ini sangat penting karena menjaga stabilitas ekosistem dengan mengurai zat-zat sisa menjadi unsur hara yang akan diserap oleh tanah. Unsur hara yang ada di dalam tanah tersebut akan digunakan oleh tumbuhan sebagai bahan penunjang pertumbuhannya.
1.      Komponen abiotik
Komponen abiotik merupakan semua benda tak hidup yang terdapat di dalam lingkungan. Keberadaan komponen abiotik sangat berpengaruh pada jenis makhluk hidup yang menempati suatu lingkungan. Beberapa komponen abiotik misalnya:
a.       Cahaya matahari. Sinar matahari adalah sumber utama energi untuk semua organisme di bumi. CO₂ dan air berubah menjadi karbohidrat dan oksigen selama fotosintesis dengan menggunakan sinar matahari.
b.      Udara terdiri dari berbagai jenis gas seperti oksigen, hidrogen, karbon dioksida dan nitrogen. Semua organisme membutuhkan udara untuk kegiatan mereka. Sebagai contoh, oksigen yang diperlukan selama respirasi bahwa oksida (membakar) karbohidrat untuk menghasilkan energi. Tumbuhan menggunakan karbon dioksida sebagai bahan baku untuk memproduksi karbohidrat dan nitrogen untuk memproduksi protein.
c.       Air. Semua organisme di bumi butuhkan air untuk bertahan hidup. Tanaman, serta hewan dan manusia, akan dehidrasi dan mati jika mereka kekurangan air. Dalam tubuh manusia, air berfungsi sebagai pelarut melarutkan semua bahan yang dimakan oleh organisme. Air juga merupakan habitat ikan dan katak
  1. Suhu merupakan salah satu komponen penting bagi organisme untuk bertahan hidup di bumi. Setiap organisme membutuhkan rentang tertentu suhu untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, tanaman yang hidup di daerah panas seperti kaktus akan mati atau tumbuh buruk jika mereka ditanam di daerah dingin dan sebaliknya
Setiap organisme melakukan interaksi tertentu dengan organisme lain untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan.Interaksi yang terjadi di alam membentuk pola-pola interaksi yang khas. Pola-pola interaksi yang terjadi dapat berupa persaingan (kompetisi), pemangsaan (predasi), kerjasama (simbiosis), dan antibiosis.

A.      Persaingan atau kompetisi
Persaingan atau kompetisi terjadi di antara beberapa organisme yang membutuhkan bahan makanan yang sama. Kebutuhan untuk memperoleh sumber makanan sebanyak-banyaknya menyebabkan terjadinya persaingan. Kompetisi merupakan satu pola interaksi yang menyebabkan kerugian bagi salah satu pihak yang kalah bersaing.
Contoh kompetisi adalah persaingan antar produsen (berbagai jenis tumbuhan) untuk memperoleh air, sinar matahari, dan unsur hara. Konsumen primer (konsumen yang mengonsumsi produsen secara langsung), juga mengalami persaingan yaitu dalam mendapatkan tumbuhan, mendapatkan wilayah atau mendapatkan pasangan, misalnya kompetisi 2 ekor rusa jantan memperebutkan  seekor rusa betina sebagai pasangannya, begitu seterusnya sampai kompetisi antar pengurai atau dekomposer.
B.       Predasi
Selain melakukan persaingan, beberapa organisme mendapatkan makanan dengan memangsa organisme lain. Contohnya adalah singa yang memakan kijang zebra, atau rusa. Pola interaksi semacam ini disebut predasi. Organisme yang memakan organisme lain disebut predator atau pemangsa contohnya singa, sedangkan organisme  yang dimakan disebut prey atau mangsa , contohnya zebra.
C.       Simbiosis
Simbiosis, beberapa makhluk hidup dapat hidup berdampingan tanpa melakukan kompetisi atau predasi. Pola interaksi seperti ini disebut simbiosis, dan organisme yang melakukannya disebut simbion. Simbiosis adalah interaksi antara dua makhluk hidup yang berbeda jenis dalam suatu lingkungan. Simbiosis antara dua jenis makhluk hidup dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.    Simbiosis mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah interaksi antara dua jenis makhluk hidup berbeda yang saling menguntungkan,
contohnya :
a.       Kupu-kupu atau serangga yang hinggap pada tumbuhan berbunga. Kupu-kupu atau serangga menghisap madu dari bunga sedangkan tumbuhan berbunga dibantu proses penyerbukannya oleh serangga yang hinggap  pada bunga  tersebut.
b.      Simbiosis antara bakteri Eschericia coli yang hidup di usus manusia. Bakteri tersebut menghasilkan vitamin B12 dan vitamin K yang berperan pada proses pembekuan darah manusia. Sedangkan manusia memberikan perlindungan, makanan, dan lingkungan yang cocok bagi bakteri di dalam usus.
c.       Burung jalak yang hinggap di punggung kerbau. Burung jalak mendapatkan makanan berupa kutu yang ada di tubuh kerbau sehingga tubuh kerbau terbebas dari kutu .  
d.      Simbiosis antara protista yang hidup di dalam usus rayap. Rayap adalah serangga yang makan kayu, namun tidak dapat mencerna kayu. Protista dapat mencerna kayu sehingga rayap dapat menggunakan kayu sebagai sumber energinya. Protista mempunyai tempat di dalam usus rayap dan menggunakan kayu untuk sumber energinya.
2.    Simbiosis komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah interaksi antara dua jenis makhluk hidup berbeda, dimana satu individu mendapatkan keuntungan sedangkan satu individu lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan, beberapa contohnya adalah:
Tumbuhan anggrek dengan pohon yang ditumpanginya. Anggrek diuntungkan karena dapat menempel pada batang pohon yang cukup tinggi, sehingga memperoleh sinar matahari untuk proses fotosintesis. Sedangkan pohon yang ditumpangi tidak mendapatkan keuntungan atau kerugian apapun karena tumbuhan anggrek mampu membuat makanannya sendiri.
Ikan remora yang mengikuti hiu, ikan remora akan memakan sisa makanan yang menempel pada tubuh hiu. Burung Plover yang  hinggap di mulut buaya untuk memakan remah-remah sisa makananbuaya.
3.        Simbiosis parasitme
Simbiosis parasitisme adalah interaksi antara dua jenis makhluk hidup berbeda, dimana satu individu diuntungkan (parasit) sedangkan satu individu lainnya dirugikan (inang atau host). Contoh simbiosis parasitisme diantaranya:
a.       Tumbuhan benalu (sebagai parasit) pada pohon mangga (sebagai inang), benalu mendapat tempat hidup sekaligus mengambil air dari pohon mangga, sedangkan pohon mangga sebagai tumbuhan inang akan terhambat pertumbuhannya bahkan lama kelamaan akan mati karena kekurangan air.
b.      Tali putri (sebagai parasit) pada tumbuhan beluntas (sebagai inang), tali putri mendapat tempat hidup dan makanan dari tumbuhan beluntas, sedangkan tumbuhan beluntas akan merugi, karena makanannya diambil oleh tali putri.
c.       Antibiosis, merupakan hubungan antara dua jenis organisme dimana organisme yang satu menghambat pertumbuhan organisme lain. Misalnya jamur Penicillium notatum mengeluarkan antibiotik penicilin untuk menghambat pertumbuhan bakteri.
Interaksi yang terjadi pada suatu lingkungan pada dasarnya terjadi karena faktor kebutuhan energi setiap organisme yang hidup dalam lingkungan itu. Kebutuhan energi itu dapat dipenuhi jika masing-masing organisme mendapatkan zat-zat makanan.
Namun, tidak semua organisme di alam ini dapat menyediakan atau membuat makanannya sendiri, kecuali tumbuhan hijau. Karbohidrat dan oksigen hasil fotosintesis menjadi sumber energi yang akan dimanfaatkan organisme lain yang tidak mampu membuat makanan sendiri. Makanan tersebut diperoleh melalui proses makan dan dimakan. Proses makan dan dimakan sebagai proses perpindahan zat makanan dan energi dapat dilihat dalam beberapa bentuk, di antaranya: Rantai makanan, Jaring-jaring makanan, dan Piramida ekologi
1.    Rantai makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan yang digambarkan secara skematis dalam bentuk garis lurus searah dan tidak bercabang. Rantai makanan selalu berawal dari produsen dan diakhiri oleh pengurai. Bahan-bahan yang diuraikan itu akan kembali digunakan oleh produsen, sehingga daur materi dan energi tidak pernah terputus. Dalam rantai makanan tumbuhan berperan sebagai produsen karena membuat makanan  melalui proses fotosintesis. Hewan  dan tumbuhan tali putri mendapatkan zat organik dari organisme lain disebut konsumen. Konsumen dapat berupa herbivora, karnivora, atau omnivora.
Herbivora menempati konsumen tingkat pertama karena dia memakan tumbuhan secara langsung. Karnivora menempati konsumen tingkat kedua karena dia memangsa herbivora. Konsumen tingkat ketiga akan memangsa konsumen tingkat kedua. Konsumen tingkat keempat juga diduduki oleh karnivora lain yang memangsa karnivora (konsumen tingkat ketiga).
Rangkaian rantai makanan dari produsen ke konsumen yang memperlihatkan tingkat makanan untuk memperoleh energi disebut tingkat trofik. Tingkat trofik pertama diduduki oleh produsen, tingkat trofik kedua diduduki oleh herbivora, tingkat trofik ketiga diduduki oleh karnivora. Adapun tingkat trofik keempat ditempati oleh karnivora lain (pemangsa karnivora pertama).
Gambar 1. Contoh rantai makanan


2.    Jaring-jaring makanan
Proses makan dan dimakan yang terjadi di alam sangat kompleks. Pada proses makan dan dimakan, tumbuhan sebagai produsen tidak hanya dimakan oleh satu jenis hewan saja. Misalkan jagung selain dapat dimakan oleh ayam juga oleh burung.
Begitu juga dengan hewan, tidak hanya memakan satu jenis makanan dan hewan tidak hanya dimakan oleh satu jenis hewan lainnya. Misalnya tikus dapat dimakan oleh ular, atau burung elang atau rubah. Berdasarkan fakta di atas, rantai makanan dapat berhubungan satu sama lain dan membentuk hubungan kompleks dan disebut jaring-jaringmakanan.
Gambar 2. Contoh Jaring-jaring makanan


Rangkuman
1.    Lingkungan secara umum diartikan sebagai segala sesuatu di luar individu. Segala sesuatu di luar individu merupakan sistem yang kompleks sehingga dapat memengaruhi satu sama lain. Lingkungan terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik terdiri atas makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik. Komponen abiotik terdiri atas benda-benda mati seperti air, tanah, udara, cahaya, dan sebagainya.
2.    Setiap organisme tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada organisme lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan membentuk suatu pola interaksi. Pola interaksi ini terjadi antara komponen biotik dan komponen abiotik serta antara komponen biotik dan biotik.
3.    Interaksi antara makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain dapat terjadi melalui rangkaian peristiwa makan dan dimakan (rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan), maupun melalui bentuk hidup bersama, yaitu simbiosis. Berdasarkan cara menyusun makanannya, makhluk hidup dapat berperan sebagai organisme autotrof dan heterotrof.
4.    Manusia juga memiliki interaksi dengan lingkungan. Berubahnya  tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam menyebabkan kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu, akibatnya lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

STRUKTUR BENTUK DAN FUNGSI PADA TUMBUHAN

Tumbuhan memiliki peran penting untuk kelangsungan kehidupan manusia. Tanpa tumbuhan, manusia dan hewan tidak akan memiliki udara segar untu...